Peran Audit Berkelanjutan dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian dan Manajemen Risiko Perusahaan
Selasa, 15 Oktober 2024 09:48 WIB
Audit berkelanjutan adalah metode yang dirancang untuk memantau dan mengevaluasi secara konsisten sistem pengendalian internal dalam suatu organisasi. Pendekatan ini memberikan kemampuan bagi perusahaan untuk mendeteksi kelemahan serta pelanggaran dalam sistem kontrol secara real-time, sehingga memungkinkan manajemen untuk segera mengambil tindakan korektif yang diperlukan.
Dengan audit berkelanjutan, organisasi dapat meningkatkan transparansi, akuntabilitas, serta pengelolaan risiko secara lebih efektif. Hal ini menjadikannya alat yang sangat penting dalam menjaga agar sistem pengendalian internal tetap berfungsi secara optimal, sekaligus mendukung pencapaian tujuan strategis perusahaan.
Pada awal 1980-an, konsep pemantauan berkelanjutan mulai diperkenalkan kepada para auditor. Gagasan dasarnya adalah penggunaan data secara terus-menerus untuk melakukan analisis dan penarikan kesimpulan mengenai tingkat risiko dalam suatu area tertentu. Hasil pemantauan ini kemudian digunakan untuk menentukan di mana audit diperlukan dan untuk memfokuskan upaya audit pada area yang memiliki risiko terbesar. Namun, pada masa itu, para auditor sering kali tidak siap untuk menerapkan pendekatan ini. Mereka kekurangan alat yang tepat dan akses ke data yang relevan, serta ada keraguan dalam menerima konsep pemantauan berkelanjutan. Selain itu, ketidaksiapan teknologi juga menjadi penghambat utama dalam penerapan konsep ini.
Seiring waktu, perkembangan teknologi informasi telah mengubah situasi tersebut. Saat ini, organisasi bisnis modern memiliki akses yang lebih mudah ke data yang relevan melalui sistem informasi yang canggih. Hal ini memungkinkan auditor dan manajer untuk mendapatkan informasi secara lebih cepat dan akurat. Dengan kecepatan bisnis yang semakin tinggi, kebutuhan akan respons cepat terhadap masalah operasional menjadi semakin mendesak. Perubahan ini didorong oleh beberapa faktor penting, termasuk persyaratan dari Section 409 Sarbanes-Oxley Act (SOX) yang mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan informasi keuangan secara cepat dan real-time, perubahan dalam standar audit, serta perkembangan perangkat lunak audit yang mendukung proses audit yang lebih efektif. Sebagai hasilnya, auditor semakin terdorong untuk mengadopsi metode baru dalam menilai informasi dan melakukan audit secara lebih responsif.
Permintaan untuk memberikan jaminan independen atas efektivitas prosedur pengendalian dan relevansi informasi yang dihasilkan untuk pengambilan keputusan terus meningkat. Di lingkungan bisnis yang sangat dinamis, kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang berkualitas tinggi untuk mendukung pengambilan keputusan yang cepat menjadi lebih penting dibandingkan dengan ketergantungan pada laporan keuangan yang didasarkan pada biaya historis. Jika sebuah perusahaan tidak mampu beradaptasi dengan perubahan pasar, serta perubahan dalam teknologi dan kondisi keuangan, maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut akan terancam. Lingkungan bisnis yang terus berkembang, perkembangan teknologi, dan standar audit yang semakin ketat telah memaksa para auditor untuk menggunakan informasi dan analisis data dengan lebih efektif. Selain itu, mereka juga didorong untuk mengadopsi pendekatan pemantauan berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas audit internal.
Meskipun pemantauan berkelanjutan memiliki banyak manfaat, masih ada resistensi dari sejumlah auditor dalam menerapkannya. Banyak auditor yang merasa ragu atau tidak yakin mengenai implementasi konsep ini. Salah satu hambatan utamanya adalah anggapan bahwa pemantauan adalah fungsi manajemen, bukan fungsi audit. Selain itu, upaya awal untuk menerapkan pemantauan berkelanjutan sering kali dihubungkan dengan audit instan (real-time), yang memerlukan analisis transaksi secara langsung. Namun, kemampuan untuk melakukan analisis real-time masih terbatas di banyak organisasi audit, sehingga penerapan pemantauan berkelanjutan secara real-time belum sepenuhnya dapat dicapai.
Untuk mengatasi tantangan ini, pendukung pemantauan berkelanjutan telah mengadaptasi konsep ini menjadi lebih fleksibel. Pendekatan ini lebih berfokus pada identifikasi sistem atau proses yang menunjukkan tingkat risiko yang lebih tinggi daripada biasanya, misalnya ketika nilai atribut kinerja berada di luar batas yang dapat diterima. Dalam konteks ini, pemantauan berkelanjutan mengukur atribut tertentu, dan jika parameter tertentu tercapai, maka akan memicu tindakan dari auditor. Tindakan yang diambil akan bervariasi tergantung pada tingkat risiko yang teridentifikasi, mulai dari sekadar mengirimkan email peringatan kepada manajer hingga melakukan audit cepat di area tersebut. Sebagai contoh, sistem keuangan dapat memberi tahu auditor jika ada transaksi voucher jurnal yang melebihi $250.000. Tindakan yang diambil akan tergantung pada apakah transaksi ini dipandang sebagai kasus tunggal yang mencurigakan atau menunjukkan masalah sistemik dalam kontrol internal.
Salah satu aspek penting dari audit berkelanjutan adalah penilaian kontrol berkelanjutan, yang berfungsi untuk memberikan jaminan terkait efektivitas pengendalian internal. Auditor memantau transaksi individu berdasarkan aturan kontrol yang telah ditetapkan untuk memberikan kepastian bahwa sistem pengendalian internal berfungsi dengan baik dan menyoroti setiap pengecualian. Dengan demikian, auditor dapat memberikan peringatan dini kepada manajemen jika ditemukan kelemahan dalam sistem kontrol. Jika sistem kontrol menunjukkan anomali atau terjadi pelanggaran, auditor dapat segera memberikan rekomendasi perbaikan kepada manajemen.
Selain itu, penilaian risiko berkelanjutan juga merupakan komponen penting dari audit berkelanjutan. Penilaian ini digunakan oleh auditor untuk mengidentifikasi dan menilai tingkat risiko yang ada dalam suatu proses atau sistem. Dengan melakukan perbandingan kinerja antar periode waktu, atau dengan entitas lain yang serupa dalam organisasi, auditor dapat mendeteksi peningkatan risiko lebih awal. Misalnya, jika performa suatu lini produk menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya, atau jika sebuah pabrik berkinerja lebih buruk dibandingkan dengan pabrik lain di lokasi yang berbeda, hal ini dapat memicu tindakan audit lebih lanjut.
Pemantauan berkelanjutan yang diterapkan oleh manajemen merupakan proses yang bertujuan untuk memastikan bahwa kebijakan, prosedur, dan proses bisnis perusahaan berjalan secara efektif. Manajemen biasanya mengidentifikasi titik-titik kontrol kritis dan menerapkan pengujian otomatis untuk memastikan kontrol tersebut berfungsi dengan baik. Pengujian ini dilakukan secara terus-menerus untuk memenuhi tanggung jawab manajemen dalam mengevaluasi kecukupan dan efektivitas kontrol yang ada.
Secara keseluruhan, audit berkelanjutan adalah kerangka kerja yang menyatukan berbagai elemen penting dalam audit, seperti penilaian risiko, penilaian kontrol, perencanaan audit, serta analisis digital, yang semuanya berfungsi untuk mendukung proses audit yang lebih efektif. Audit berkelanjutan membantu auditor untuk menyusun rencana audit tahunan berdasarkan risiko, mengidentifikasi area yang perlu diperhatikan, serta mengembangkan tujuan audit yang lebih spesifik untuk audit individu. Dalam lingkungan bisnis yang terus berubah, audit berkelanjutan memberikan nilai tambah yang signifikan dalam menjaga keandalan sistem kontrol internal dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.
Referensi:
Coderre, D. (2009). Internal audit: Efficiency through automation. John Wiley & Sons.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Tahapan Pengendalian Proses Operasional
Senin, 28 Oktober 2024 07:54 WIB
Prosedur Investigasi Penipuan: Strategi Pencegahan dan Penanganan Efektif
Selasa, 15 Oktober 2024 08:37 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler